Makalah IAD, IBD, ISD: PRESPEKTIF ISLAM & ILMU PENGETAHUAN TENTANG ALAM SEMESTA, BIOLOGI, FISIKA DAN KIMIA

on Selasa, 06 Mei 2014
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Islam dan Ilmu Pengetahuan Modern, dua hal yang pasti memiliki keterkaitan. Dalam makalah ini akan membahas tentang beberapa hal yang dilihat atau dipandang dari segi Prespektif Islam dan Ilmu Pengetahuan Modern. Beberapa hal tersebut adalah Alam Semesta, Biologi, Fisika dan Kimia. B. RUMUSAN MASALAH Permasalahan-permasalahan yang akan kita kupas pada bab pembahasan adalah: 1) Apa itu Alam Semesta? 2) Bagaimana penjelasan tentang Alam Semesta dan isinya dari sudut pandang Islam? 3) Bagaimana penjelasan Alam Semesta dan isinya dari sudut pandang Ilmu Pengetahuan Modern? 4) Bagaimana Perkembangan Biologi dari sudut pandang Islam? 5) Bagaimana Perkembangan Biologi dari sudut pandang Ilmu Pengetahuan Modern? 6) Bagaimana Perkembangan Fisika dari sudut pandang Islam? 7) Bagaimana Perkembangan Fisika dari sudut pandang Ilmu Pengetahuan Modern? 8) Bagaimana Perkembangan Kimia dari sudut pandang Islam? 9) Bagaimana Perkembangan Kimia dari sudut pandang Ilmu Pengetahuan Modern? C. TUJUAN Mengenal dan mempelajari Alam Semesta dan Dunia Sains berdasarkan prespektif Islam dan Ilmu Pengetahuan Modern. II. PEMBAHASAN A. ALAM SEMESTA Alam Semesta dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dianggap ada secara fisik, seluruh ruang dan waktu, dan segala bentuk materi serta energi. Istilah Semesta atau Jagad Raya dapat digunakan dalam indra kontekstual yang sedikit berbeda, yang menunjukkan konsep-konsep seperti kosmos, dunia, atau alam. B. ALAM SEMESTA DAN SEISINYA DARI SUDUT PANDANG ISLAM Al-Qur’an bukan hanya ditujukan kepada manusia, tetapi juga ditujukan kepada seluruh ciptaan Allah SWT. Dalam banyak ayat, Allah sendiri bersumpah atas nama berbagai ciptaan-Nya, seperti matahari, bulan, berbagai jenis buah-buahan, dan dalam banyak ayat Al-Qur’an menyuruh manusia agar memperhatikan kebijaksanaan luar biasa yang terdapat dalam ciptaan-Nya. Dengan cara serupa, Islam memperuntukkan dirinya bagi alam primordial manusia yang ada dalam pancaran pesan kosmis yang tertulis di atas dedaunan, gunung-gunung dan bintang-bintang. Itulah sebabnya baik ayat-ayat Al-Qur’an maupun fenomena alam disebutkan dalam ayat, dan Al-Qur’an menyebut kedua ayat ini, yang ada dalam jiwa manusia maupun dalam ciptaan-Nya yang lain sebagai tanda-tanda atau isyarat Allah SWT sebagaimana disebutkan dalam ayat terkenal, yang artinya: “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami disegenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka badwa Al-Qur’an itu adalah benar.” (QS. Fushshilat 41: 53) C. ALAM SEMESTA DAN SEISINYA DARI SUDUT PANDANG ILMU PENGETAHUAN MODERN a. Steady State Theory Dalam teori ini dinyatakan bahwa alam semesta dimanapun selalu sama. Alam semesta terjadi pada suatu saat tertentu yang telah lalu dan segala sesuatu di alam semesta selalu tetap sama. Dalam teori ini dinyatakan bahwa tiap-tiap galaksi terbentuk, tumbuh dan menjadi tua akhirnya mati. b. Big-Bang Theory Teori ini berlandaskan dari asumsi massa yang sangat besar dan mempunyai massa jenis yang sangat besar dan mempunyai massa jenisn yang sangat besar, karena adanya reaksi inti kemudian meledak dengan hebat. Massa tersebut kemudian mengembang dengan sangat cepat menjauhi pusat ledakan. c. Teori Ekspansi dan Kontraksi Teori ini diambil berdasarkan adanya suatu siklus dari alam semesta yaitu masa ekspansi dan masa kontraksi dalam jangka waktu tiga pulug ribu tahun. Dalam masa ekspansi terbentuklah galaksi beserta bintang-bintangnya. Ekspansi tersebut didukung oleh adanya tenaga yang bersumber dari reaksi inti hidrogen yang akhirnya membentuk berbagai unsur lain yang kompleks. D. BIOLOGI DARI SUDUT PANDANG ISLAM Tidak ada sains lain yang dapat memiliki kekuatan sebegitu besar untuk mengubah jalannya perkembangan organisme-organisme hidup. Meskipun fisika nuklir memamerkan kemapuannya untuk membunuh seluruh dunia sepuluh kali lipat diatasnya, tetap saja ia hanya dapat mencapai satu hal: pemusnahan. Di lain pihak, biologi dapat menggerumit. Dengan biologi ia dapat mengubah sesuatu, demi kebaikan maupun sebaliknya. Ia dapat merusakkan sesuatu. Ia dapat meningkatkan sesuatu, atau ia dapat memperlampat efisiensi biologis. Jika sudah sampai pada manipulasi genetik terhadap sistem-sistem kehidupan, maha hanya langitlah batasnya. Kalau kita melihat ke masa depan, kita akan melihat bahwa biologi akan mencapai kemajuan politis, akan semakin banyak atribut manusia yang bergantung pada penjelasan biologis. Tanggapan intelektual muslim terhadap pandangan dunia biologi masa kini, karenanya, merupakan kebutuhan yang paling mendesak di masa mendatang. Tidak lagi cukup bagi kita untuk membatasi diri pada berbagai pendapat yuridis mengenai masalah-masalah tertentu saja. Soal ini harus dipertimbangkan dalam konteks ideologis mereka. Individu-individu muslim harus membebaskan diri mereka dari penjara biologis yang didefinisikan hanya melalui teknologi Barat. Dengan demikian, jika telah sampai pada biologi manusia, etika dan tata moral Islam, sebagaimana yang dikemukakan dalam Al-Qur’an dan sunnah Nabi SAW, harus dapat menggantikan teknologi yang membatasi itu.   Pandangan Islam mengenai hakikat manusia tidak menganggap biologi sebagai sesuatu yang tak terelakkan. Satu-satunya perbedaan paling penting antara biologi reduktif deterministik dan eksploatatif, dengan pandangan islam yang universal itu sangat menentukan dalam usaha untuk menghilangkan sama sekali seksisme, rasisme dan kesenjangan sosio-ekonomi. Kita harus menghadapi ideologi-biologis dengan pandangan dunia Islam. E. BIOLOGI DARI SUDUT PANDANG ILMU PENGETAHUAN MODERN Biologi secara bebas diartikan sebagai ilmu mempelajari makhluk hidup dan yang pernah hidup. Selain itu biologi, juga didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup dan gejala-gejalanya. Berkaitan dengan itu lahir beberapa cabang biologi, antara lain: botani, zoology, morfologi, anatomi, fisiologi, sitologi, hitologi, palaentologi dan lainnya. Makhluk hidup yang kita pelajari itu tidak dapat dilepaskan dari benda tak hidup (materi). Bahkan materi itu merupakan komponen yang terpenting dalam studi biologi. Para ahli biologi melihat dunia kehidupan sebagai sistem. Sistem itu tumbuh menurut pola evolusi, mulai dari partikel subatomik, atom, molekul, aggregasi molekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, individu, species, populasi, komunitas, sampai ke seluruh biota, yaitu himpunan makhluk hidup yang menempati biosfer. Berdasarkan studi biologi yang sangat berkaitan dengan kehidupan, ada beberapa teori-teori yang mengungkapkan tentang asal mula kehidupan, antara lain: 1) Generatio Spontanea 2) Cosmozoa 3) Omme Vivum Ex Ovo 4) Omme Ovo Ex Vivo 5) Omne Vivum Ex Vivo 6) Teori Uray 7) Teori Oparin-Haldane F. FISIKA DARI SUDUT PANDANG ISLAM Pada jaman kegemilangan sains Islam, disiplin yang dapat dikatakan fisika tidak ada, yang ada pada waktu itu ialah sains tabi’i (natural science). Optik yang merupakan salah satu cabang ilmu fisika, pada masa itu termasuk di dalam ruang lingkup ilmu matematika. Pendekatan yang diambil di sini adalah mengungkap hasil kerja tokoh sains Islam, yang dapat dikategorikan sebagai fisika yang ada sekarang. Al-Qur’an pada dasarnya merupakan faktor penggerak utama, yang mendorong umat Islam mempelajari rahasia alam, dan fisika adalah salah satu dari bidang kajian yang telah diselidiki. Terdapat juga ayat-ayat Al-Qur’an yang menyatakan beberapa fenomena yang tidak mungkin dapat diketahui oleh tokoh sains ketika Al-Qur’an itu diturunkan. Ini adalah suatu tantangan bagi ahli sains untuk membuktikan kebenaran Al-Qur’an yang merupakan wahyu Allah. “Akan kamu perlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami di ufuk yang paling jauh dan pada diri mereka sendiri bahwa Al-Qur’an itu memang benar ...... “ (QS. Fushshilat (41): 53) Ada dua alasan yang melatarbelakangi pesatnya perkembangan fisika di dunia Islam pada masa keemasan, yaitu, pertama: dorongan yang diberikan oleh Al-Qur’an tentang perintah mengembangkan sains; kedua: dasar pijakan pengembangan sains yang telah dirintis oleh para filosof Yunani yang buku-bukunya telah diterjemahkan dalam bahasa Arab. Perkembangan ilmu fisika di dunia Islam di pelopori oleh beberapa tokoh sains yaitu: 1. Al-Hasan bin Al-Haytsam (965-1039 M) Lebih dikenal di dunia Barat dengan nama Al-Hazen. Ia dianggap sebagai bapak optik pertama, Berpijak pada landasan geometris bangsa Yunani Kuno, ia mengembangkan teori optik yang berpengaruh besar terhadap karya-karya ilmuwan Barat. Bukunya, Kitabb Al-Manazir turut mengilhami karya Roger Bacon. 2. Kamal Ad-Din Al-Farisi (w. 1320 M) Al-Farisi adalah ilmuwan Muslim yang berasal dari persia. Ia merupakan salah satu penerus Al-Haytsam. Al-Farisi mengulang dan mengembangkan ketelitian eksperimen Al-Haytsam pada kamera obskura dan juga mengemukakakn penjelasan yang berkaitan dengan ihwal timbulnya gejala pelangi. 3. Abdul Fath Abd. Al-Rahman Al-Khazimi (abad 12 M) Al-Khazimi adalah ahli fisika Muslim terkenal setelah Al-Haytsam dan Al-Biruni. Al-Khazimi terkenal dalam bidang mekanika dan hidrostatika yang dirangkum dalam bukunya Mizan Al-Hikmah. 4. Abu Said Abd Al-Rahman Ibnu Yunus (2. 1009 M) Ibnu Yunus adalah seorang ahli fisika yang terkemuka di Kaherah. Dia menciptakan bandul dan menceritakan bagaimana bandul beroprasi. Bandul ini telah digunakan sebagai alat ukut waktu. G. FISIKA DARI SUDUT PANDANG ILMU PENGETAHUAN MODERN Fisika Modern berkembang pesat sekitar abad ke-18. Teori Galileo dan Newton menjelaskan sifat-sifat alam semesta, terlebih lagi pada saat itu telah ada usaha berkomunikasi dengan majalah ilmiah. Media komunikasi inilah yang mendorong para ilmuwan untuk bekerja lebih maju. Abad ke-18 dikenal sebagai abad scientific hobbyists, karena tidak ada ilmuwan professional. Berkembangnya fisika pada abad ini hanya karena aktifitas ilmuwan untuk mengisi waktu senggangnya. Pada abad ke-18 beberapa ilmuwan yang banyak memberikan pengaruh dalam perkembangan fisika antara lain: Henry Cavendish (1731-1810), Thomas Young (1772-1829), Bejamin Franklin (1706-1790). Penemuan fisika modern, di abad-18 kemudian dilanjutkan pada abad-19. Pada abad ke-19 banyak ilmuwan yang mengkaji konsep energi, yaitu Julius R. Von Mayer (1814-1878), James Prescott Joule (1818-1889), James Clerk Maxwell (1831-1879), Heinrich Hertz (1857-1894). Pada abad 20, ilmu fisika berkembang sangat pesat, terutama yang berhubungan dengan suasana atom, relativitas, dan teori kuantum. Penemuan terbesar abad ke 20 di bidang fisika adalah tori relativitas oleh Albert Einstein. Bangunan keilmuwan yang tidak kalah pentingnya dan terus mendapat perhatian ilmuwan-ilmuwan fisika di abad ke 21 adalah fisika plasma. Ilmu ini telah memperkaya perbendaharaan teori tentang jagat raya. Fisika plasma dapat mendorong ke arah terciptanya sumber daya yang tidak habis-habisnya, murah dan aman karena terdapat di seluruh bagian bumi ini. Selain itu juga akan tercipta teknik komunikasi yang luar biasa, terutama bagi pesawat ruang angkasa yang menuju ke planet-planet. Cabang fisika yang lain, bidang astronomi, terus dilakukan upaya penerbangan menembus ruang waktu dengan pencarian ‘dunia alternatif’ bagi kehidupan baru. Hal tersebut tidaklah mungkin dilakukan seseorang-seseorang tetapi merupakan penemuan kronologis dan komprehenship yang saling terkait satu sama lain. Berdasarkan analisis diatas terlihat bahwa ilmu fisika bukan dibangun oleh seorang ilmuwan, tetapi hasil kumulatif para ilmuwan yang dilandasi semangat ilmiah yang memerlukan waktu cukup panjang untuk menuju kesempurnaan. H. KIMIA DARI SUDUT PANDANG ISLAM Al-Qur’an berulang-ulang telah mendorong orang-orang Islam untuk mengatasi kejadian alam dunia, dan untuk mempelajari bagaimana langit-langit dan bumi-bumi telah berguna untuk manusia.Di sana belum pernah ada suatu konflik antara keyakinan dan pikiran di dalam Islam. Itulah sebabnya maka orang-orang Islam telah memulai pertama sekali mempelajari suatu pelajaran yang selalu progresif dan serius tentang ilmu kimia dan ilmu alam. Karya-karya ilmiah disifatkan kepada Khalid Ibnu Yazid (wafat tahun 704 M) dan kepada ahli hukum besar Ja’far As-Shadiq (wafat tahun 765 M) dan murid mereka Jabir Ibnu Hayyan (kira-kira tahun 776 M) dengan tepat masih tetap dimuliakan sepanjang masa. Sifat khas dari karya-karya mereka telah merupakan percobaan yang objektif, di samping pemikiran yang sederhana, melalui penelitian bahwa mereka telah mengumpulkan fakta-fakta. Di bawah pengaruh mereka, ilmu kimia dahulu kala telah dipindahkan ke dalam suatu ilmu eksakta (yang tepat), didasarkan atas fakta-fakta dan mampu mempertunjukkan (demonstrasi). Jabir telah mengetahui operasi-operasi kemis tentang penguapan dan pengurangan. Dia juga yang telah mengembangkan cara-cara penguapan, sublimasi, kristalisasi, dan sebagainya. Ini adalah bukti bahwa di dalam jalan-jalan pengetahuan, orang-orang seperti mereka yang sabar untuk generasi-generasi dan abad-abad telah diperlukan. I. KIMIA DARI SUDUT PANDANG ILMU PENGETAHUAN MODERN Masyarakat primitif tak dapat mengatasi kekuatan alam yang membawa bencana, seperti wabah penyakit, gempa, banjir dan sebagainya. Akibatnya, sesuatu yang menurut pemikiran mereka merupakan penyebabnya harus dipuja agar bencana itu tidak terulang. Pada abad pertengahan, sikap yang demikian itu beralih menjadi mistik. Para ahli kimia beranggapan bahwa dengan kekuatan gaib, tembaga misalnya dapat diubah menjadi emas. Suatu penemuan pada zaman itu umumnya dapat diterima pada generasi berikutnya sehingga pengetahuan yang mereka peroleh tidak memberika sumbangan pada perkembangan ilmu kimia. Baru pada akhir abad ke-17, ilmu kimia berkembang sebagai ilmu pengetahuan setelag Antoine Lauzent Lavoisier melalui metode yang dikenal sebagai metode ilmiah, yakni metode dengan pengamatan-pengamatan menghubungkan kenyataan, mengemukakan perkiraan, menguji perkiraan dengan percobaan selanjutnya, dan akhirnya menarik kesimpulan. Dengan hal ini, Lavoisier menyelidiki secara kuantitatif pembakaran zat-zat seperti besi, timah dan sebagainya. Pada dasarnya hasil ilmu pengetahuan alam memang bersifat netral, tetapi pemanfaatannya yang tidak terarah dan tidak terkendali oleh nilai-nilai kemanusiaan sangat berbahaya. Demikian pula meskipun hasil ilmu pengetahuan alam netral, tetapi keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan eksperimen dan keputusan untuk memilih fakta yang diperlukan tidak terbebas dari nilai. Di sinilah peranan dan perlunya nilai kemanusiaan yang luhur untuk menuntun perkembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan alam ke arah yang lebih benar. Jadi, perkembangan ilmu pengetahuan alam yang dinamis ini, disamping banyak memberikan keuntungan, juga membawa resiko. Agar resiko ditekan sekecil-kecilnya, arah perkembangan ilmu pengetahuan alam harus dilandasi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang luhur.   III. PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan berbagai penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa alam semesta itu tak terhingga besarnya dan tak terhingga tuanya (tanpa awal dan akhir). Terciptanya alam semesta pun memberikan dampak yang begitu besar bagi seluruh penghuninya. Begitu pula dengan Ilmu-ilmu Sains seperti Biologi, Fisika dan Kimia. Alam semesta memberikan dampak yang besar terhadap ke-3 ilmu Sains tersebut. Karena terciptanya alam semesta memberikan ilmu pengetahuan tentang kehidupan yang ada di alam semesta yaitu biologi, ilmu pengetahuan tentang unsur-unsur dasar pembentuk alam semesta, gaya-gaya yang bekerja di dalamnya, dan akibat-akibatnya yaitu fisika, ilmu pengetahuan tentang sifat2 serta perubahan materi yang ada di alam semesta yaitu kimia. Ke-3 ilmu Sains ini memiliki hubungan yang erat dengan alam semesta, saling berkesinambungan dan memiliki keterkaitan. B. SARAN Begitu besarnya kenikmatan yang Allah berikan melalui Alam Semesta dan ke-3 Ilmu Sains yaitu Biologi, Fisika dan Kimia. Sebagai Muslim dan Muslimah dan juga sebagai hamba Allah SWT, kita harus merawat alam semesta beserta ilmu-ilmu yang terdapat di dalamnya, agar tetap terjaga hingga ke generasi-generasi penerus selanjutnya.   DAFTAR PUSTAKA Mas’ud, Ibnu & Paryono, Joko. 2008. IAD Ilmu Alamiah Dasar. Bandung: Pustaka Setia. Mawardi & Hidayati, Nur. 2009. IAD-ISD-IBD. Bandung: Pustaka Setia. Purnama, Heri. 2008. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Rineka Cipta. Tasmuji dkk. 2011. IAD-ISD-IBD. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press. Trianto. 2007. Wawasan Ilmu Alamiah Dasar Prespektif Islam dan Barat. Jakarta: Prestasi Pustaka.

0 komentar:

Posting Komentar